Nata de coco adalah Bacterial cellulosa atau selulosa sintetis yang merupakan hasil sintesa dari gula oleh bakteri pembentuk nata yaitu Acetobacter xylinum. Dalam medium cair bakteri ini membentuk suatu lapisan atau massa yang dapat mencapai ketebalan beberapa sentimeter, bertekstur kenyal, warna putih kekuningan. (Wahyudi, 2003)
Teknologi utama yang diterapkan dalam pembuatan nata de coco yaitu menggunakan teknologi fermentasi. Proses fermentasi dilakukan terhadap air kelapa yang sudah dicampur dengan asam cuka dan gula, dimana dalam proses fermentasinya, air kelapa tersebut difermentasi dengan bantuan bakteri Acetobacter xylinum. Akibat adanya penambahan bakteri Acetobacter xylinum terhadap air kelapa yang ditambah dengan gula dan nutrisi lainnya, maka bakteri ini akan tumbuh dan menjadi banyak, akhirnya membentuk serat-serat atau benda putih di bagian atas larutan air kelapa.
Nata sebenarnya merupakan himpunan serat selulosa hasil bentukan bakteri dari gula dalam air kelapa. Karena nata de coco sebagian besar tersusun dari jalinan selulosa yang kemudian menggumpal, sedangkan selulosa tidak dapat dicernakan dalam tubuh manusia, maka makanan ini dinyatakan berkalori rendah. Nata de coco sebagian besar terdiri atas serat, sehingga dapat membantu melancarkan pencernaan dan baik dikonsumsi oleh orang yang sedang melakukan diet, karena kalorinya sangat rendah, sehingga para ahli pangan dan gizi menyebutnya sebagai dietary fiber.
Ada terdapat tiga kegiatan utama di dalam proses produksi nata de coco, yaitu :
1. Pembuatan bibit nata de coco
2. Pembuatan nata lempeng
3. Pembuatan manisan nata de coco
Tidak ada komentar:
Posting Komentar